Sabtu, 03 Maret 2012

Mahasiswa dan Jurusan

         
         Penggunaan kata ‘Maha’ pada Mahasiswa menunjukkan adanya perbedaan tingkat dalam menempuh sebuah jenjang pendidikan. Penggunaan kata ‘Maha’ pun sudah selayaknya ditanggapi secara positif. Mahasiswa dipandang sebagai sekolompok orang yang sudah dewasa dan tahu arah hidupnya, mengenal dirinya yang sebenarnya serta memiliki visi dan tujuan.
Hidup di PTN bukanlah hal yang sama ketika sesorang masih berada di jenjang sekolah, kehidupan bisa berubah menjadi 180 derajat. Ketika di sekolah seorang siswa masih diberikan pengajaran secara utuh oleh gurunya, tapi kemudian hal ini terlihat berbeda ketika seseorang mulai menjalani perannya sebagai mahasiswa. Mahasiswa haruslah gencar mencari informasi tentang mata kuliah, tugas, beasiswa, dsb. dengan ataupun tanpa bimbingan dari dosen.
            Nah, lalu apa hubungan judul diatas dengan kehidupan mahasiswa di hari esok? Jelas akan ada hubungan yang sangat besar antara jurusan yang dipilih oleh mahasiswa dengan masa depannya. Ini bukanlah tentang jurusan apa yang paling baik atau jurusan yang paling banyak dicari lulusannya oleh instansi atau lembaga. Karena jika berbicara tentang hal itu, saya yakin setiap jurusan pasti memiliki kontribusi yang sangat penting untuk kemajuan negara ini. Tapi apakah jurusan yang dipilih tersebut sudah benar-benar ‘pas’ dan cocok dengan si mahasiswa? Baiknya hal ini dijawab oleh pribadi masing-masing.
          Ini bukanlah persoalan remeh-temeh. Banyak aspek yang harus dilihat ketika seseorang akan memilih jurusan, faktor minat dan bakat akan sangat menentukan. Jika seorang mahasiswa memilih jurusan berdasarkan minatnya, ini tidak menjamin jurusan tersebut akan cocok dengan si mahasiswa. Karena jika hanya didasarkan pada minat, tetapi bakat yang ada pada mahasiswa kurang memadai, ini bisa jadi sebuah masalah. Misalnya, seorang mahasiswa ingin sekali menjadi seorang arsitek dan berkeyakinan jika nanti ia masuk ke PTN, ia akan memilih jurusan arsitektur. Tetapi kemampuan berimajinasi, memahami seni, menganalisis -atau kemampuan lain yang dianggap dibutuhkan oleh seorang arsitek- kurang memadai, masalah bisa terjadi selama dia menempuh pendidikan di jurusan arsitektur tersebut. Banyak mahasiswa yang terjebak dengan persoalan seperti ini, hingga mengharuskannya untuk pindah jurusan dan ikut ujian masuk PTN lagi tahun depan.
Tetapi kita juga tidak bisa memandang sebelah mata kekuatan dari minat seseorang. Karena saat ini masih dapat kita jumpai orang-orang yang dulunya nyasar di jurusannya, sekarang mampu membuktikan bahwa ia bisa sukses disana. Ingatlah pepatah, “Dimana ada kemauan disitu ada jalan.”
            Faktor selanjutnya yang juga sangat mempengaruhi hari esok dan masa depan seorang mahasiswa adalah bakat. Faktor ini sangat menganjurkan si mahasiswa agar mampu melihat ke dalam dirinya mengenai siapa dia sebenarnya, bakat apa yang dia miliki, serta mimpi dan visi apa yang akan dicapai. Jika seorang mahasiswa sudah mampu mengenali dirinya secara baik, maka persoalan memilih jurusan di sebuah PTN bukanlah hal yang sulit. Apalagi jika hal itu didorong dengan minatnya terhadap jurusan yang dimaksud. Lalu apa yang akan terjadi kepada mahasiswa atau bahkan calon mahasiswa yang belum mengenal dirinya secara utuh? Hal itu masih dapat dimaklumi, masa-masa remaja adalah masa pencarian jati diri. Dan pencarian jati diri itu sendiri membutuhkan waktu yang berbeda untuk setiap individu.
        Tetapi di era globalisasi seperti saat ini, perkembangan ilmu pengetahuan dan aplikasinya sudah sangat cepat. Dapat terlihat di bidang Ilmu Psikologi. Calon mahasiswa bisa menggunakan jasa Psikolog yang dianggap mampu untuk membantu dan membimbing mahasiswa/calon mahasiswa untuk menemukan jurusan terbaik bagi dirinya. Ataupun jika hal itu tidak memungkinkan, ada psikotes yang masih bisa ditempuh. Banyak Biro Psikologi yang menyediakan fasilitas ini. Bahkan beberapa sekolah juga sudah bekerja sama dengan Biro Psikologi untuk memudahkan siswanya menjalani Psikotes.
            Selain faktor minat dan bakat, ada beberapa faktor lain yang juga ikut mempengaruhi pemilihan jurusan di kalangan mahasiswa. Salah satunya adalah faktor orang tua.
Orang tua memiliki peran yang sangat penting dalam perkembangan anak. Peran orang tua juga masih sangat terlihat ketika seorang anak akan menentukan jurusan di sebuah PTN. Orang tua dengan tipe tertentu, bisa saja memaksakan kehendaknya kepada si anak untuk memilih jurusan yang diyakininya cocok. Padahal jika ditinjau lebih lanjut, ada kemungkinan si anak tidak cocok dengan jurusan yang dipilihkan oleh orang tuanya. Tapi tidak semua orang tua bertindak seperti itu, sebagian besar orang tua memberikan hak penuh kepada anak untuk menentukan yang akan diambil dan mendukung keputusan yang sudah dibuat oleh si anak. Dan akan lebih baik jika orang tua mampu melihat minat dan bakat anak yang sudah berkembang sejak kecil, kemudian membantu untuk mewujudkannya.
Ini hanyalah beberapa faktor yang saya anggap penting, tidak menutup kemungkinan adanya faktor-faktor lain, baik internal maupun eksternal. Yang paling penting adalah kemampuan untuk mengenali diri sendiri dan kemauan untuk menjadi yang terbaik yang nantinya akan mampu membawa mahasiswa sebagai "Agent of change" menuju titik kesuksesannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar