Jumat, 04 November 2011

Tugas Pidato (masih amatir) :D

        Iseng-iseng buka folder tugas-tugas SMA, ehh.. nemu salah satu dokumen tugas Bahasa Indonesia. "Mengubah Kegagalan Menjadi Kesuksesan". Tugas ini dibuat untuk ujian praktik sebagai salah satu syarat kelulusan. Awalnya bukan topik ini yang ingin saya angkat, tapi karena topik awalnya sedikit nyeleneh, jadinya bongkar buku lagi buat nyari topik baru. Haha.. Teks pidatonya sedikit disertai dengan penambahan-penambahan, supaya keliatan lebih ilmiah gitu. Apa itu ilmiah? Saya juga ga tau.
        Simak aja deh langsung. Cekidot!


       Mengubah Kegagalan Menjadi Kesuksesan
      Assalamu’alaikum warrahmatullahi wabarakatuh.
     Alhamdulillahirabbil’alamin, puji syukur kehadirat Allah SWT. Karena dengan rahmat dan hidayah-Nya kita masih dapat berkumpul di ruangan ini, sebagaimana biasanya untuk melakukan Kegiatan Belajar Mengajar.
    Yang saya hormati Ibu Rosaida selaku guru pembimbing pelajaran Bahasa Indonesia, dan teman-teman yang saya sayangi.
      Terima kasih atas waktu, tempat dan kesempatan yang diberikan kepada saya. Adapun pidato saya kali ini berjudul ‘Mengubah Kegagalan Menjadi Kesuksesan.’
     “Success is how high you bounce after you hit the bottom.”. Sukses adalah seberapa tinggi kamu memantul setelah membentur dasar. Kata-kata bijak ini dikemukakan oleh George Patton, seorang Jendral Perang Dunia ke-II yang terkenal dengan kebijakannya dalam  memimpin.
    Perbedaan mendasar antara orang sukses dan gagal terletak pada cara pandang mereka mengenai kegagalan. Orang-orang gagal lebih memilih untuk menyerah ketika mereka menemui masalah. Padahal, jika mereka tahu, mereka sedang berada 1 langkah lagi menuju kesuksesan. Tapi mereka memilih untuk berhenti karena takut dengan kegagalan selanjutnya. Pemikiran yang pendek, bukan?
     Berbeda dengan orang-orang yang sukses yang memiliki mental baja dalam dirinya. Prinsip mereka adalah tidak ada kesuksesan sejati yang dapat dicapai tanpa ada kegagalan yang menyertainya. Sehingga mereka memandang kegagalan sebagai sebuah kewajaran dan  menjadikannya sebagai batu loncatan untuk sampai ke tempat yang lebih tinggi.
   Berikut adalah enam pedoman yang dapat membantu kita mengubah kegagalan menjadi kesuksesan yang saya dikutip dari buku Berpikir dan Berjiwa Besar karya David J. Schwartz, Ph. D:
1. Ini adalah sebuah jalan menuju kesuksesan. Sehingga dalam perjalanan tersebut, keikhlasan dan kesabaran adalah dua hal mutlak yang harus ada!
2.    Pelajari kegagalan untuk melancarkan jalan Anda menuju sukses. Ketika Anda menemui kegagalan, pelajarilah hal yang membuat Anda gagal, kemudian berjanjilah untuk tidak melakukannya lagi.
3.  Menjadi kritikus yang membangun untuk diri Anda. Beranikanlah diri Anda untuk melihat kesalahan sendiri. Carilah kesalahan dan kelemahan Anda tersebut, bukan untuk menghakimi diri sendiri, tetapi untuk diperbaiki. Ini membuat Anda seseorang menjadi profesional.
4. Berhenti menyalahkan nasib dan mengkambing-hitamkan keadaan. Menyalahkan nasib tidak akan merubah keadaan, dan tidak akan pernah membawa seseorang kepada tujuannya. Sama halnya dengan mengkambing-hitamkan keadaan. Misalnya “Ah, aku masih terlalu muda. Masih banyak waktu untuk sukses”. Atau “Aku sudah terlalu tua untuk mencapai kesuksesan.” Ingatlah, konsep-konsep pemikiran   seperti itu hanya akan membuat Anda semakin jauh dari tujuan awal.
5.      Padukan kegigihan dengan eksperimen. Pertahankan tujuan Anda. Tapi capailah tujuan itu dengan cara yang berbeda. Tidak ada salahnya jika ada –seolah- sudah menemukan ‘jalan buntu’, kembalilah ke tempat awal, dan lihatlah semuanya dengan cara yang berbeda. Bereksperimenlah! Itu akan membuat Anda kaya dengan pengalaman.
6.      Yakin bahwa ada sisi baik di setiap situasi. Temukan sisi baiknya dan ambillah hikmahnya. Dan setiap peristiwa yang Anda lewati akan membentuk diri Anda menjadi pribadi yang lebih baik.

    Demikianlah pidato yang saya sampaikan. Semoga bermanfaat! Saya mohon maaf jika ada kata-kata yang salah. Selamat siang.
     Wassalamu’alaikum warrahmatullahi wabarakatuh.