Minggu, 15 Mei 2011

Belajar dari Adolf Hitler


                 
Sejarah dunia mencatat seorang pemimpin yang sangat berpengaruh di dunia, yaitu Adolf Hitler, seorang diktator Jerman yang anti Yahudi. Bahkan konon menciptakan Holocaust guna melenyapkan seperempat kaum Yahudi di muka bumi.
Di Eropa, bangsa Yahudi menjadi korban utama kaum Nazi-yang notabene disebut sebagai “Penyelesaian Terakhir terhadap Masalah Yahudi”. Bahkan, sejarah mencatat bahwa korban mencapai sekitar enam juta jiwa.
Kekejaman Genosida ala adolf Hitler ini dilaksanakan dengan cara menembak, menyiksa, hingga bahkan gas beracun di kamp-kamp konsentrasi. Selain kaum Yahudi, kelompok-kelompok lainnya yang dimusuhi kaum Nazi, antara lain: bangsa Polandia, Rusia, suku Slavia, penganut agama katolik Roma, orang komunis, suku Gipsi dan beberapa lawan-lawan politik lain.
Kata Holocaust diambil dari kata Yunani, holocauston,  yang artinya persembahan pengorbanan yang terbakar sepenuhnya. Holocaust atau Genosida adalah pembantaian besar-besaran secara sistematis terhadap suatu kelompok atau suku bangsa dengan maksud memusnahkan bangsa tersebut, sebagaimana yang dilakukan kaum Nazi di Jerman terhadap berbagai kelompok yang menentang mereka ketika perang dunia kedua sedang berkecamuk.
Adolf Hitler dapat disebut sebagai salah satu diktator terkejam sepanjang masa. Ia memimpikan berdirinya kekaisaran Jerman yang mencakup seluruh wilayah Eropa. Slogan yang diusung-usungnya adalah, “Bangsa Jerman adalah ras paling unggul di muka bumi.”. Dan oleh karena itu, dunia harus diatur dan dipimpin berdasarkan konsep keturunan dan ras bangsa yang unggul.
Namun, sejarah akhirnya membuktikan bahwa Adolf Hitler melakukan kesalahan besar dalam hidupnya, karena bukti-bukti menunjukkan bahwa ternyata Adolf Hitler masih merupakan keturunan orang Yahudi dari Afrika, dua ras yang ia benci dan sekaligus yang ingin ia musnahkan. Fakta itu ditemukan berdasarkan serangkaian tes DNA dari keluarga Hitler yang masih ada.
Sampel DNA yang diambil dari kerabat dekat Hitler meunjukkan bahwa secara biologis pemimpin yang dijuluki ‘Der Fuhrer’ itu terkait dengan ras manusia yang justru ingin dilenyapkannya. Pengujian DNA itu dilakukan secara ketat, bahkan sampai beberapa ahli sejarah pun mengafirmasinya. Lebih-lebih jika dikaitkan dengan fakta bahwa ayah Hitler, Alois, adalah keturunan sah dari seorang gadis bernama Maria Anna Schickelgruber dan seorang pria Yahudi yang bernama Frankenberger. “Ini hasil yang sangat mengejutkan.” kata Rony Decorte, seorang pakar genetik manusia. Lanjut ia bahkan mengatakan, “Sulit rasanya membayangkan reaksi dari para pembenci maupun pendukung Hitler berdasarkan fakta ini.”
Seandainya saja Adolf Hitler bisa bangkit kembali dan mengetahui tentang kekeliruannya itu, mungkin ia akan melakukan bunuh diri untuk kedua kalinya. Begitu juga dengan para korban kekejaman Adolf Hitler yang sudah menjadi roh di alam baka sana, mereka pasti akan menertawakan kebodohan sang diktator itu yang telah membenci, memusuhi, dan memusnahkan keturunannya sendiri. (dikutip dari: Sulaiman Budiman, Berani Menertawakan Diri Sendiri)

1 komentar:

  1. berharaf Adolf Hitler bangkit lagi dari kubur dan kembali memusnahkan kaum yahudi yang selama ini terus membantai kaum palestina , karnah hanya dengan demikian kedamaian di palestina dapat tercapai .. (*) (*)

    BalasHapus