Suatu hari, seorang wanita muda menceritakan tentang keruwetan keluarganya, “Beberapa tahun yang lalu, saya menikah dengan seorang duda kaya yang memiliki seorang anak perempuan cantik yang telah berusia 25 tahun. Anak gadis itu pun otomatis menjadi anak angkat saya.”
“Ayah saya yang sudah lama ditinggal mati ibu saya, diam-diam tertarik dengan anak angkat saya itu, dan kemudian mereka pun menikah. Sekarang, anak angkat saya menjadi ibu angkat saya, dan anehnya, ayah saya sekarang menjadi menantu saya.”
“Suami saya yang sebelumnya memanggil ayah saya, Ayah Mertua, sekarang malah terbalik, ayah saya memanggil Ayah Mertua ke suami saya. Pusing kan?” katanya sambil menggeleng-gelengkan kepala.
“Keruwetan semakin parah ketika saya sendiri melahirkan seorang anak perempuan. Anak perempuan saya harus memanggil nenek kepada anak perempuan suami saya yang sekaligus juga adalah kakak angkat dari anak saya. Ayah saya yang juga adalah menantu saya harus dipanggil kakak ipar oleh anak perempuan saya, padahal ayah saya adalah kakek dari anak perempuan saya.”
“Kepusingan semakin menjadi ketika suatu hari anak perempuan suami saya yang juga ibu angkat saya, melahirkan seorang anak laki-laki. Saya harus memanggil cucu kepada bayi yang baru lahir itu, tetapi ia juga adalah adik laki-laki saya karena ia adalah anak dari ayah saya. Maka saya adalah nenek dari adik saya sendiri. Seru kan?” katanya sambil menertawakan diri sendiri. (dikutip dari: Sulaiman Budiman, Berani Menertawakan Diri Sendiri)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar