Jumat, 01 Juni 2012

PAEDAGOGI: Sebuah Ilmu dan Seni Mengajar

Apa itu Paedagogi?
Paedagogi berasal dari bahasa Yunani “paedagogia“ yang berarti pergaulan dengan anak-anak. Sedang paedagogos ialah seorang pelayan pada jaman yunani kuno yang pekerjaannya mengantar dan menjemput anak-anak sekolah. Paedagagos berasal dari kata “paid” yang artinya “anak” dan “agogos”yang artinya “memimpin atau membimbing”. Dari kata ini maka lahir istilah paedagogi yang diartikan sebagai suatu ilmu dan seni dalam mengajar anak-anak. Dan dalam perkembangan selanjutnya istilah paedagogi berubah menjadi ilmu dan seni mengajar. Bimbingan yang diberikan dengan sengaja oleh orang dewasa kepada anak atau orang lain yang belum dewasa, disebut pendidikan (paedagogik).

Selain itu Paedagogi juga berarti suatu usaha yang dijalankan oleh seseorang atau sekelompok orang untuk mempengaruhi seseorang atau sekelompok orang lain menjadi dewasa atau tingkat hidup dan penghidupan yang lebih tinggi. Paedagogi adalah pendidikan yang bersifat mendukung, memperbaiki serta meningkatkan kemampuan belajar pada anak.
Ilmu Paedagogi sangat diperlukan untuk menjadi pedoman dalam mengajar. Dalam Paedagogi, mengajar bukan hanya sebatas memiliki ilmu dan menyampaikan ilmu tersebut, namun terdapat seni Paedagogi untuk mengajar. Perlu diperhatikan juga cara menyampaikan ilmu tersebut, interaksi, improvisasi, dan ekspresi. Intinya, kegiatan pembelajaran sesungguhnya merupakan kombinasi antara ilmu dan seni. Paedagogi bukan hanya sekedar memahami pengertiannya, namun juga bagaimana pengaplikasiannya. Hal inilah yang melahirkan apa yang disebutkan sebagai Paedagogi Praktis. Salah satu fungsi penelitian paedagogis adalah untuk memungkinkan guru atau pendidik memahami, menjelaskan, membela, membenarkan, dan bila perlu memodifikasi paedagogi. Tujuan ini melahirkan paedagogi praktis.
Pedagogik termasuk ilmu yang sifatnya teoritis dan praktis. Oleh karena itu pedagogik banyak berhubungan dengan ilmu-ilmu lain seperti: ilmu sosial, ilmu psikologi, psikologi belajar, metodologi pengajaran, sosiologi, filsafat dan lainya.

Ada asumsi yang mendasar mengenai asumsi yang digunakan oleh Paedagogi, yaitu:
1.     Konsep diri
Konsep diri atau kepribadian, pada paedagogi dikatakan bahwa anak sangat tergantung kepada pihak lain, hampir seluruh kehidupannya diatur oleh orang dewasa, baik di rumah, di sekolah, maupun di tempat lain. Oleh karena itu pada paedagogi, peserta didik dianggap masih belum mampu untuk mengatur dirinya sendiri. Anak didik dianggap sebagai botol kosong yang siap diisi air. Dan ada juga yang berpendapat bahwa pendidikan terhadap anak ini diibaratkan seperti memahat sebuah patung. Baik botol maupun patung adalah suatu gambaran dari anak didik yang siap menerima apa adanya dari sang pendidik, tanpa harus memberikan komentar, atau mengembangkan sendiri.Ada beberapa implikasi dari asumsi tersebut di atas, antara lain :
a.       Iklim belajar
Iklim belajar harus disesuaikan dengan keadaan peserta belajar, seperti kursi, meja, atau yang lainnya yang dipakai anak-anak (Paedagogi) tentu berbeda dengan yang dipakai orang dewasa (Andragogi).
b.      Partisipasi.
Partisipasi peserta belajar untuk anak-anak masih relatif belum dibutuhkan.
2.      Pengalaman
Pengalaman pada anak-anak adalah sesuatu yang terjadi pada dirinya. Ini berarti pengalaman pada anak-anak merupakan rangsangan yang berasal dari luar, dan mempengaruhi dirinya. Penekanan dalam proses belajar untuk anak-anak lebih ditekankan pada pengisian, karena mereka belum banyak pengalaman.
3.     Kesiapan dan orientasi untuk belajar
Kesiapan untuk belajar pada anak-anak masih relatif rendah, karena umumnya mereka masih relatif suka bersenang-senang, bermain dan sebagainya, begitu juga tuntutan mereka tidak terlalu besar. Orientasi belajar anak-anak cenderung untuk mengumpulkan semua pengetahuan dan keterampilan, dan kelak akan dapat diterapkan. Berdasarkan tersebut di atas, maka implikasi dalam proses belajar adalah sebagai berikut :
a.       Para pendidik untuk anak-anak lebih proaktif, karena rangsangan dari para pendidik, sangat mempengaruhi terhadap kesiapan dan orientasi belajar mereka.  
b.      Kurikulum dalam pendidikan untuk anak-anak berorientasi pada mata pelajaran yang sifatny hafalan.

Sumber:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar