Tanggal
16 Juni lalu baru saja dilaksanakan perkuliahan Psikologi Pendidikan. Ada yang
berbeda dari perkuliahan saat itu. Yaitu simulasi yang dilakukan untuk
membedakan apa itu Paedagogi dan Andragogi. Bagi saya pribadi, simulasi ini
sangat men’stimulasi’ mahasiswa untuk berpikiran lebih luas. Bagaimana simulasi
yang dimaksud?
Mahasiswa
yang mengikuti perkuliahan pada saat itu dibagi ke dalam beberapa kelompok. Dengan
jumlah anggota tiap kelompok adalah 3 orang. Yang ditugaskan oleh Bu Dina (dosen
pengampu) pada saat itu adalah membuat 2 set drama yang merepresentasikan
penggunaan Paedagogi dan Andragogi. Mulai dari saat itu, muncullah ide-ide
cemerlang dari para mahasiswa untuk melakonkannya. Menjadi aktor untuk beberapa
saat :D
Mahasiswa
diberikan kesempatan untuk melakukan drama di depan kelas. Menjelma dan beracting layaknya anak-anak saat
memberikan simulasi tentang paedagogi dan tentu saja menjadi lebih dewasa saat
mendemonstrasikan tentang Andragogi.
Simulasi
yang kami lakukan pada saat itu, adalah:
Paedagogi:
Melakonkan anak-anak TK yang sedang mengikuti festival pakaian adat.
Andragogi:
Karena Andragogi tidak hanya terbatas pada sekolah formal (bahkan mendukung
informalitas), maka kami membuat sebuah set seminar. Prinsip Andragogi yang
tidak formal itu masih mengandung sesuatu yang mirip dengan sekolah serta
menguatkan kepemipinan. Inilah salah satu alasan bagi kami untuk membuat set
seminar untuk lingkungan Andragogi.
Ini
adalah hal yang sangat positif. Selain menstimulasi mahasiswa untuk
mengembangkan ide-ide kreatifnya, di sisi lain, simulasi ini juga membawa
manfaat yang sangat besar, memberikan
pemahaman tentang Paedagogi dan Andragogi dengan cara yang sangat baik. Tidak
ada salahnya jika kita katakan ini adalah bermain sambil belajar ^.^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar