Selasa, 10 April 2012

Tacit, Fluid and Crystallized Intelligence

Masih di bahasan Psikologi. Heheh..
Kali ini kita sampai di topik Inteligensi. Baiklah, sebelumnya, kita sepakat bahwa inteligensi adalah kemampuan kognitif yang dimiliki individu untuk mempelajari pengalaman baru, menalar dengan baik dan menyelesaikan masalah dengan efektif.  Kita tidak akan membahas secara menyeluruh mengenai definisi menurut beberapa ahli, alat ukut inteligensi, ataupun hal-hal lain yang mungkin terlalu panjang untuk dibahas disini. Tapi, kita akan mengupas tentang pembagian inteligensi beserta contoh yang semoga bisa mempermudah pemahaman kita.
1)                 Tacit Intellegence: Kemampuan untuk memecahkan masalah yang bersifat praktis.
2)                 Fluid Intelligence: Kemampuan yang dibawa sejak lahir yang terlepas dari pengaruh pendidikan dan pengalaman untuk mengatasi hal-hal baru.
3)                 Crystallized Intelligence: Kemampuan seseorang untuk menyelesaikan masalah yang dipengaruhi oleh pengalaman, pendidikan dan kebudayaan seseorang.
Contoh:
1.                  Tacit Intellegence: Kemampuan untuk memecahkan masalah yang bersifat praktis.
Pengalaman saya yang berkaitan dengan Tacit Intellegence adalah ketika saya diberikan amanah oleh orang tua untuk menuliskan nama dan alamat orang tua saya pada sebuah amplop. Karena amplop tersebut akan diisi oleh sejumlah uang sebagai bentuk terima kasih telah diundang dalam sebuah acara pesta layaknya tradisi di Indonesia. Setelah saya menuliskan nama dan alamat orang tua, serta sudah terisi sejumlah uang di dalamnya, saya diminta untuk merekatkan amplop tersebut agar uang didalamnya tidak terjatuh. Tetapi pada saat itu, saya tidak menemukan lem yang bisa digunakan. Hingga, terpikir oleh saya bahwa nasi yang sudah di masak akan bersifat lengket, dan bisa digunakan untuk merekatkan amplop tersebut. Kemudian saya menggunakan +/- 1 butir nasi hangat untuk merekatkan amplop tersebut dan berhasil.
Disinilah Tacit Intellegence berperan untuk menyelesaikan masalah yang bersifat praktis, yaitu dengan menggantikan lem menjadi beberapa butir nasi.
2.                  Fluid Intelligence: Kemampuan yang dibawa sejak lahir yang terlepas dari pengaruh pendidikan dan pengalaman untuk mengatasi hal-hal baru.
Pengalaman ini terjadi sekitar 4 tahun lalu ketika saya pertama kali diberikan tanggung jawab untuk mengurus adik sepupu saya yang masih bayi. Berhubung pada saat itu si ibu (tante saya) sedang pergi karena urusan yang tidak bisa dielakkan, maka saya diberikan amanah tersebut. Awalnya saya merasa tidak mampu, tetapi setelah dijalani, saya merasa ‘naluri’ perempuan saya mulai berfungsi. Saat itu adalah pertama kali saya mengurusi bayi, mulai dari memandikan, mengenakan baju, memberi makan, menggendong, menidurkan dan mengganti popok. Itu adalah pengalaman yang belum pernah saya alami sebelumnya. Tapi dalam prosesnya, tidak ada kendala yang begitu berarti. Ada beberapa, tapi tidak terlalu besar dan masih bisa saya tangani. Sebuah pengalaman yang menyenangkan menurut saya J
Kemampuan untuk mengurusi seorang bayi sebenarnya sudah dimiliki oleh setiap orang, khususnya wanita yang diberikan kemampuan lebih untuk melakukannya (dari segi kepekaan dan perasaan). Kemampuan ini sudah dibawa sejak lahir oleh setiap orang. Untuk kasus diatas, awalnya saya merasa tidak mampu, tapi ternyata saya dan kita memiliki kemampuan untuk memenuhi amanah tersebut. Inilah yang disebut dengan Fluid Intelligence.
3.                  Crystallized Intelligence: Kemampuan seseorang untuk menyelesaikan masalah yang dipengaruhi oleh pengalaman, pendidikan dan kebudayaan seseorang.
Saat pertama kali saya memiliki blog (sekitar satu tahun yang lalu), saya tidak tahu bagaimana cara menggunakannya. Kemudian saya berinisiatif untuk mencari solusinya di situs google. Dan saya menemukan beberapa sumber yang menyajikan cara-cara bagaimana menggunakan dan mengelola blog, misal: menyesuaikan desain, template, tata warna, font, penambahan widget, dll. Dan saya mempraktikkan step-step yang disajikan secara langsung. Hingga ketika suatu saat ketika saya ingin ‘mendekorasi’ ulang blog saya lagi, hal itu menjadi tidak terlalu sulit karena saya sudah pernah melakukan hal itu sebelumnya, meskipun dasbor untuk mengelola blog ‘versi’ dulu (satu tahun yang lalu) dan saat ini sudah berbeda.
Crystallized intelligence adalah kemampuan yang sudah megkristal dalam diri kita dan sering terjadi di kehidupan. Tidak dapat dipungkiri, proses belajar juga terjadi dan menghasilkan pengalaman. Kemudian pengalaman tersebut dijadikan pedoman untuk mempermudah kita dalam menyelesaikan masalah yang sama atau mirip di lain hari.
Semoga bermanfaat! :)

1 komentar:

  1. Terima kasih atas sharingnya. Sangat membantu untuk pemahaman terkait dengan proses recruitment.

    Salam

    BalasHapus